Info Seputar Sukabumi

Tampilkan postingan dengan label ALERGI MATA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ALERGI MATA. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Oktober 2007


GANGGUAN MATA DAN
ALERGI MAKANAN PADA ANAK



Provided by
DR WIDODO JUDARWANTO

children’s ALLERGY CLINIC
JL TAMAN BENDUNGAN ASAHAN 5 JAKARTA PUSAT, JAKARTA INDONESIA 10210
PHONE : (021) 70081995 – 5703646
email : cfc2006@hotmail.com, allergyonline@gmail.com, www.alergianak.blogspot.com/



GANGGUAN MATA YANG SERING DIKAITKAN DENGAN PENDERITA ALERGI MAKANAN ADALAH :



  • OBSTRUKSI DUKTUS LAKRIMALIS (PADA BAYII)

  • KONJUNGTIFITIS ALERGI

  • KERATOKONJUNGTIFITIS ATOPI

  • PTERIGIUM

  • KELAINAN REFRAKSI MATA (PEMAKAI KACAMATA SILINDRIS DAN MINUS TERLALU DINI USIA 5-9 TAHUN)

  • ALLERGIC SHINNER (WARNA HITAM DI SEKITAR KELOPAK MATA BAWAH)

  • TONJOLAN DENNY MORGAN DI KELOPAK MATA BAWAH

  • HORDEULUM (BINTITAN, TIMBILAN)

  • TICK (MATA SERING BERKEDIP-KEDIP)





BACK GROUND



  • Gangguan mata selain disebabkan karena infeksi dapat juga disebabkan karena non-infeksi. Gangguan yang bukan infeksi pada umumnya sering diakibatkan karena alergi.

  • Alergi tampaknya dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita tanpa terkecuali termasuk gangguan pada mata. Gangguan organ tubuh seperti gangguan pada mata sering kurang perhatian sebagai target organ reaksi yang ditimbulkan dari alergi makanan. Selama ini yang dianggap sebagai target organ adalah kulit, asma dan hidung.

MANIFESTASI ALERGI PADA MATA
Mata juga merupakan bagian yang sensitif dari tubuh, sehingga organ tersebut juga sering mendapat gangguan karena alergi.


PADA BAYI BARU LAHIR



  • Terjadi mata sering berair, timbul kotoran mata/belekan (“like conjungtivitis neonatal” ), biasanya satu sisi dan kadangkala periorbita tampak edema ringan.

  • Gangguan pada bayi ini biasanya bersamaan dengan kebiasaan rinitis dan bersin sehingga berkaitan dengan obstruksi duktus lakrimalis. Kotoran mata atau belekan inilah yang sering terjadi overtreatment atau pengobatan yang berlebihan sehingga diberi obat tetes mata antibiotika padahal belum tentu terdapat infeksi pada mata.

  • Obstruksi si duktus lakrimalis atau pembuntuan saluran air mata antara mata dan hidung sering di alami oleh penderita alergi. Gangguan ini timbul sejak lahir dan biasanya akan semakin berkurang di atas usia 2 hingga 3 bulan. Pada beberapa kasus yang tidak ringan kadangkala akan berkelanjutan sampai usia 1 hingga 2 tahun. Dalam kasus berkepanjangan seperti inilah seringkali beberapa dokter mata melakukan tindakan operasi dilatasi (pelebaran) pembuntuan saluran tersebut. Namun ternyata tindakan ini tidak menyelesaikan masalah, karena banyak kasus setelah dioperasi, dalam beberapa saat kemudian gangguan pembuntuan tersebut timbul lagi. Penulis telah mengadakan penelitian terhadap 45 kasus obstruksi duktus lakrimalis yang menetap. Setelah dilakukan eliminasi (penghindaran) makanan tertentu penyebab alergi ternyata 95% keluhannya menghilang. Lima kasus di antaranya telah mengalami operasi berkali-kali tetapi tidak kunjung membaik.

  • Kadang timbul nyeri di dalam atau samping mata, palpebra edema, kemerahan, twitching serta drooping.

  • Jenis penyakit alergi pada mata bisa ringan sampai berat. Penyakit yang ringan adalah seasonal and perennial allergic conjunctivitis (SAC, PAC),

  • Sedangkan yang berat serta mengancam gangguan penglihatan adalah Kerato konjungtivitis vernalis (vernal keratoconjunctivitis/VKC) dan Keratokonjungtivitis atopi (atopic keratoconjunctivitis/ AKC).

PADA ANAK YANG LEBIH BESAR



  • Mata gatal, sering digosok, mata merah, kadang lebih dominan pada satu sisi terutama mata kiri

  • Mata sering berkedip

  • Mata timbul bisul di kelopak mata atau sering disebut bintitan atau timbilan atau HORDEOLUM. Gangguan ini sering dianggap karena tangan kotor yang diusap ke mata. Ternyata saat anak timbul hordeulum selalu disertai gejala alergi lainnya, dan diikuti oleh konsumsi makanan tertentu, saat makanan tertentu dihindarkan ternyata keluhan tersebut menghilang.

  • Tedapat warna kehitaman di bawah kelopak mata (allergic shinner)

  • penonjolan dlipatan di daerah kelopak mata tengah

PEMAKAIAN KACA MATA DAN PENDERITA ALERGI MAKANAN



  • Storfer dkk tahun 2000, melaporkan terdapat kecenderungan terjadi myopia (rabun jauh) 2 kali lebih besar, dalam pengamatan pada 2.720 anak penderita alergi dan asma. Sehingga anak alergi atau asma 2 kali lebih besar untuk memakai kaca mata sejak usia muda. Penderita alergi atau asma termasuk salah satu faktor resiko terjadinya gangguan rabun jauh atau kelainan refraksi mata.

  • Reaksi simpang makanan tertentu juga dilaporkan bisa membuat mata kabur sesaat

  • Judarwanto W, 2006 telah mengadakan pengamatan pada 87 anak yang memakai kacamata sejak usia 5 – 8 tahun, semuanya mengalami kelainan mata silindris dan rabun jauh atau memakai kaca mata minus. Yang menarik sebagian besar atau 82(96%) mengalami food hypersensitivity di antaranya 54 anak (67%) diduga alergi makanan dan 33 (38%) anak lainnya diduga mempunyai reaksi hipersensitifitas makanan lainnya seperti celiac atau intoleransi makanan. Juga didapatkan 45 anak (64%) anak mengalami asma dan terdapat sebagian besar atau 85 (87%) anak mempunyai orangtua yang memakai kacamata.

  • Beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendapat yang mengatakan bahwa pendapat pemakaian kacamata akibat membaca sambil tidur atau akibat menonton televisi dan main game yang terlalu lama semakin tidak relevan lagi. Hubungan antara hipersensitivitas makanan termasuk alergi makanan sebagai penyebab pemakaian kacamata tampaknya perlu dilakukan penelitian yang lebih cermat secara imunopatofisiologi dan biomolekular. Tetapi apabila reksi hipersensitivitas makanan tersebut berkaitan dengan pemakian kacamata nantinya benar terbukti maka pencegahan alergi makanan sejak dini dapat meminimalkan resiko pemakaian kacamata pada anak sejak dini.

  • Sehingga sangatlah penting melakukan deteksi dini gangguan mata tersebut sejak usia 5 tahun terutama pada penderita alergi, asma atau penderita reaksi hipersesitifitas makanan lainnya. Gejala yang harus diwaspadai adalah bila anak tampak memicingkan mata bila melihat. Bila melihat televisi sering mendekatkan badannya ke layar televisi. Di sekolah tampak anak sering salah dalam menyalin angka atau huruf di papan tulis. Atau, bila melihat papan tulis harus memicingkan mata atau maju selangkah ke depan.

DIAGNOSIS ALERGI MAKANAN



  • Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap makanan. Fungsi organ tubuh yang dapat terganggu adalah mata. Diagnosis alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesa (mengetahui riwayat penyakit penderita) dan pemeriksaan yang cermat tentang riwayat keluarga, riwayat pemberian makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak bayi dan dengan eliminasi dan provokasi.

  • Untuk memastikan makanan penyebab alergi harus menggunakan Provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara DBPCFC tersebut sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak sedikit.

  • Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. Children Allergy Center Jakarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan cukup efektif. Modifikasi DBPCFC tersebut dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”.

END POINT :



  • WASPADAI BILA ORANG TUA DAN KELUARGA MENGALAMI ALERGI DAN ASMA DISERTAI GANGGUAN HIPERSENSITIF MATA DAN MEMAKAI KACAMATA TEBAL MAKA SALAH SATU ANAK ANDA AKAN BERESIKO YANG SAMA BAHKAN MUNGKIN AKAN LEBIH BERAT.

  • ALERGI MAKANAN MASIH MISTERIUS DAN BELUM BANYAK TERUNGKAP SEHINGGA DISEKITAR KITA BANYAK TIMBUL KONTROVERSI BAIK OLEH MASYARAKAT ATAU DIANTARA KLINISI (DOKTER) SEHINGGA KADANG MEMBINGUNGKAN ORANGTUA.

  • HINGGA KINI BANYAK GANGGUAN PADA MATA TERSEBUT DI ATAS MASIH BELUM TERUNGKAP JELAS APA PENYEBABNYA. SEHINGGA BANYAK TIMBUL PENDAPAT BERBEDA UNTUK MENDUGA PENYEBABNYA. SERINGKALI JUGA DIANGGAP MANIFESTASI NORMAL.

  • TERNYATA BEBERAPA GANGGUAN TERSEBUT HILANG TIMBUL SECARA BERSAMAAN BERKAITAN DENGAN KONSUMSI MAKANAN TERTENTU

  • SETELAH MENGALAMI SENDIRI DAN MENDENGAR KESAKSIAN ORANGTUA LAINNYA KITA MUNGKIN BARU AKAN PERCAYA FAKTA BAHWA TERNYATA ALERGI MAKANAN DEMIKIAN JAHAT & MENGGANGGU

  • SERING DIANGGAP BIASA KARENA SEBAGIAN BESAR BAYI BANYAK YANG MENGALAMI PADAHAL BILA TIDAK DIATASI SEJAK DINI DALAM JANGKA PANJANG SAAT USIA LEBIH BESAR GANGGUAN INI BERESIKO MENIMBULKAN BANYAK GANGGUAN.

  • COBA TANYAKAN PENGALAMAN INI PADA ORANGTUA PENDERITA ALERGI MAKANAN LAINNYA ATAU SETELAH MENGALAMI SENDIRI TERNYATA BAHWA ALERGI MAKANAN SANGAT MENGGANGGU ANAK. MAKA KITA HARUS LEBIH PERCAYA PADA FAKTA YANG TERJADI TERSEBUT, BAHWA ALERGI MAKANAN SANGAT JAHAT.

  • MESKIPUN ALERGI TIDAK BISA HILANG SAMA SEKALI , TETAPI ALERGI MAKANAN AKAN BERKURANG SAAT USIA TERTENTU SECARA BERTAHAP DI ATAS USIA 2 – 7 TAHUN. Jadi secara jangka panjang gejala alegi berkurang atau menghilang bukan karena pemaksaan makanan penyebab dab bukan karena pemberian obat-obatan.

  • MENUNDA MAKANAN PENYEBAB ALERGI TIDAK MEMPENGARUHI STATUS GIZI ANAK ASALKAN MENGETAHUI JENIS MAKANAN PENGGANTINYA

  • UNTUK MEMASTIKAN PENYEBAB ALERGI MAKANAN BUKAN DENGAN TES ALERGI (TES KULIT ATAU TES DARAH) TETAPI DENGAN menggunakan Provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara DBPCFC tersebut sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak sedikit. Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. A Rumah Sakit Bunda Children Allergy Clinic Jakarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan cukup efektif. Modifikasi DBPCFC tersebut dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”.

  • TES KULIT DAN TES DARAH HANYA UNTUK MEMASTIKAN ADANYA BAKAT ALERGI ATAU TIDAK. TES DARAH DAN TES KULIT ALERGI TIDAK ATAU BELUM MEMASTIKAN PENYEBAB ALERGI. SEBAIKNYA JANGAN MENGHINDARI DAN MEMBOLEHKAN MAKANAN HANYA BERDASARKAN TES KULIT DAN TES DARAH. KESALAHAN INILAH YANG SERING TERJADI SEHINGGA KENAPA PENYEBAB ALERGI SULIT DIKETAHUI DAN SULIT DISEMBUHKAN.

  • HINDARI MINUM OBAT JANGKA PANJANG & HINDARI KOMPLIKASI YANG TERJADI. PEMBERIAN OBAT JANGKA PANJANG ADALAH BUKTI KEGAGALAN DALAM MENDETEKSI PENYEBAB ALERGI.

  • ALERGI DAPAT DICEGAH DAN DI DETEKSI SEJAK LAHIR BAHKAN SEJAK DALAM KANDUNGAN

    CHILDREN ALWAYS BENEFIT FROM EARLY DIAGNOSIS”

    TO DAY 1 CHILDREN IN 4 IS ALLERGIC
    TO DAY I INFANT IN 3 IS ALLERGIC
    IDENTIFY WHO !!!!!!

    ”EVEN THE BEST FOOD CAN MAKE YOUR CHILDREN SICK”



    WORKING TOGETHER AGAINTS ALLERGY,BY :
    CLINIC FOR CHILDREN
    Organized by Yudhasmara Foundation

    JL TAMAN BENDUNGAN ASAHAN 5 JAKARTA PUSAT
    PHONE : (021) 70081995 - 5703646
    email : wido25@hotmail.com, cfc2006@hotmail.com, htpp://www.wido25.blogster.com

    MEDICAL SERVICES :

  • PICKY EATERS CLINIC
    (KLINIK KHUSUS KESULITAN MAKAN PADA ANAK)

  • ALLERGY ASTHMA CLINIC
    (KLINIK KHUSUS ALERGI DAN ASMA)

  • MOTORIC DEVELOPMENT CLINIC
    (KLINIK KHUSUS GANGGUAN KETERLAMBATAN MOTORIK PADA ANAK)

  • BIOMEDICS BEHAVIOUR CLINIC
    (KLINIK KHUSUS GANGGUAN PERKEMBANGAN DAN PERILAKU DENGAN INTERVENSI BIOMEDIS)

  • CHILDREN PSHICOLOGY CLINIC
    (KLINIK KHUSUS PSIKOLOGI ANAK)