ALERGI ATAU INFEKSI
.
.
Dr Widodo Judarwanto SpA
CHILDREN ALLERGY CLINIC
PICKY EATERS CLINIC (KLINIK KESULITAN MAKAN)
Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat
telp : (021) 70081995 – 70081995
email : cfc2006@hotmail.com , http://alergianak.blogspot.com/
Dr Widodo Judarwanto SpA
CHILDREN ALLERGY CLINIC
PICKY EATERS CLINIC (KLINIK KESULITAN MAKAN)
Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat
telp : (021) 70081995 – 70081995
email : cfc2006@hotmail.com , http://alergianak.blogspot.com/
.
.
ILUSTRASI KASUS
- Seorang anak yang seringkali batuk dan pilek sering divonis alergi. Tetapi ketika dilakukan second opinion terhadap dokter lain manifestasi batuk, pilek tersebut bukan sekedar alergi tetapi infeksi berulang.
- Perbedaan diagnosis tersebut seringkali wajar terjadi. Karena meskipun tampaknya mudah, tetapi faktanya sebagian besar pasien bahkan sebagian dokter sulit membedakan antara alergi dan infeksi. Karena, gejala keduanya amat mirip dan terjadi pada penderita yang sama yaitu penderita alergi dengan lebih mudah terjadi infeksi berulang.
- Kesulitan ini semakin bertambah, karena tidak semua infeksi harus menimbulkan demam atau peningkatan suhu tubuh.
- Kesulitan lain juga terjadi karena infeksi ternyata dapat memicu timbulnya gejala alergi seperti asma, urtikaria (biduran) atau penyakit alergi lainnya bila sebelum mengalami infeksi penderita sering mengalami gejala alergi yang tidak terkendali.
BACKGROUND - Gangguan saluran napas termasuk batuk dan pilek merupakan gejala penyakit yang sering dikeluhkan pada penderita anak yang melakukan rawat jalan. Penyebab batuk, pilek dan gangguan saluran napas lainnya adalah infeksi, alergi dan proses non spesifik lainnya.
- Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk membedakan gangguan saluran napas tersebut adalah infeksi saluran napas akut atau alergi. Tetapi kenyataannya banyak kasus alergi seringkali diobati sebagai antibiotika atau dianggap sebagai infeksi. Pada penderita alergi bila mengalami gangguan infeksi saluran napas akut seringkali berkepanjangan. Pada penderita yang tidak mempunyai bakat alergi mungkin infeksi itu hanya berlangsung 3 – 7 hari, tetapi pada penderita alergi gejala berlangsung lebih dari 2 minggu.
MEMBEDAKAN INFEKSI DAN ALERGI - Karena meskipun tampaknya mudah, tetapi faktanya sebagian besar pasien bahkan sebagian dokter sulit membedakan antara alergi dan infeksi. Karena, gejala keduanya amat mirip dan terjadi pada penderita yang sama yaitu penderita alergi dengan manifestasi infeksi berulang.
- Infeksi yang terjadi biasanya adalah infeksi yang disebabkan karena virus seperti infeksi radang tenggorok, flu atau common cold, dan infeksi saluran napas akut lainnya.
- Kesulitan ini semakin bertambah, karena tidak semua infeksi harus menimbulkan demam atau peningkatan suhu tubuh. Apalagi pada bayi di bawah usia 6 bulan. Dalam usia ini reflek batuk dan gejala pilek dan demam sulit dikenali karena hanya ringan. Pada usia di bawah usia 6 bulan. Seringkali klinisi seringkali kesulitan membedakan alergi dan infeksi virus.
- Kesulitan lainnya, kadangkala pada penderita alergi, biasanya manifestasi alergi akan semakin bertambah bila dipicu oleh adanya infeksi. Karena ternyata penyakit infeksi dapat memicu timbulnya asma, BIDURAN (urtikaria) dan penyakit alergi lainnya. Bila sebelum mengalami infeksi penderita sering mengalami gejala alergi yang tidak terkendali, maka saat infeksi gejala alergi menjadi lebih berat
- Sehingga seringkali terjadi pada penderita infeksi saat terjadi infeksi batuk, pilek atau demam, bagian punggung atau dada bayi atau anak sering terjadi bruntusan atau kemerahan dan seperti terkelupas setelahnya. Hal ini seringkali dianggap karena pemberian minyak telon. Pendapat penyebab karena pemberian minyak telon patut dipertanyakan, karena pada perut depan dan perut belakang tidak terjadi kemerahan meskipun diberi minyak telon. Jadi kemerahan dipunggung dan di dada adalah bukan karena pemberian minyak telon tetapi karena proses infeksi virus yang memicu reaksi manifestasi kulit atau alerginya timbul.
PERBEDAAN INFEKSI DAN ALERGI
GEJALA
ALERGI
INFEKSI SALURAN NAPAS AKUT
BATUK
KADANG, terutama malam dan pagi hari
SERINGKALI setiap saat, pagi, siang dan malam hari
NYERI SELURUH TUBUH
JARANG
SERINGKALI
MATA GATAL
SERING
JARANG atau TIDAK PERNAH
MANIFESTASI KULIT
SERING
SERING DISERTAI MANIFESTASI ALERGI KULIT ATAU URTIKARIA ATAU BIDURAN. KARENA INFEKSI DAPAT MEMICU ALERGI. TETAPI MANIFESTASI CENDERUNG LEBIH BERAT. DI BAGIAN PUNGGUNG DAN DADA SERING TERJADI KEMERAHAN DAN TERKELUPAS
MANIFESTASI KULIT
TIMBUL BINTIK ATAU MAKULA DAN PAPULA YANG LEBIH BESAR DAN BATASNYA TIDAK TERLALU TEGAS, DAN CENDERUNG MENGELEMPOK
TIMBUL BINTIK MERAH LEBIH HALUS DAN LEBIH TEGAS BATASNYA DAN LEBIH MENYEBAR KE AREA YANG LEBIH LUAS
BERSIN
SELALU
SELALU
SARIAWAN
JARANG
SERING
HIDUNG BUNTU
SERING
SERING
HIDUNG BERAIR
SERING
SERING
DEMAM
TIDAK PERNAH, KADANG HANYA HANGAT DI TELAPAK TANGAN ATAU KEPALA (SUHU <37,5 color="#ff0000" size="5">PENYEBAB ALERGI - Penyakit alergi khususnya yang disebabkan karena alergi makanan tampaknya berperanan paling utama sebagai penyebab dalam kasus gangguan saluran napas yang berkepanjangan. Alergi makanan dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan saluran napas.
- Tetapi pada kenyataan sehari-hari gangguan debu sering dianggap sebagai biangkeladi penyebabnya. Hal ini terjadi karena pada umumnya tes kulit alergi yang sering terdeteksi adalah debu sedangkan makanan sering negatif. Hal ini terjadi karena pada tes kulit yang terdeteksi hanyalah penyebab alergi reaksi cepat atau kurang dari 8 jam. Sedangkan penyebab alergi yang masuk kategori reaksi lambat atau lebih dari 8 jam seperti sebagain besar makanan seringkali hasilnya negatif, Hal negatif ini bukan berarti penderita tidak alergi makanan.
- Padahal untuk memastikan penyebab alergi makanan bukan dengan tes kulit. Untuk memastikan makanan penyebab alergi harus menggunakan Provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara DBPCFC tersebut sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak sedikit. Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. Allergy Behaviour Clinic Rumah Sakit Bunda Jakarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan cukup efektif. Modifikasi DBPCFC tersebut dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”.
DEBU SEBAGAI PENYEBAB ALERGI TERPENTING ? - Debu yang paling sering dianggap sebagai penyebab alergi adalah debu rumah atau ”house dust”. Debu di luar rumah jarang dianggap sebagai penyebab alergi. Bahkan banyak orangtua menyangka bahwa batuk dan pilek berkepanjngan karena adanya proyek bangunan di sekitar rumah.
- Bila dicermati debu yang selama ini dianggap sebagai biang keladi penyebab alergi mungkin bisa diabaikan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa keluhan alergi seperti batuk dan pilek seringkali timbul saat malam dan pagi hari. Padahal saat malam dan pagi hari debu lebih sedikit. Sedangkan saat siang hari debu lebih banyak justru keluhan alergi hilang
- Reaksi alergi karena debu adalah reaksi cepat yang seharusnya lebih banyak timbul saat siang hari saat aktifitas. Fakta lain juga terjadi banyak orangtua yang telah membersihkan semua debu, boneka, karpet dan dipasang air condition plasma cluster tetapi ternyata gejala alergi batuk dan pilek tidak kunjung hilang.
- Debu bisa dapat menimbulkan alergi bila dalam jumlah yang cukup besar seperti bila masuk gudang, rumah yang tidak ditinggali lebih dari seminggu, saat bongkar-bongkar kamar atau saat menyapu atau saat memakai atau mengambil barang yang sudah lama tersimpan lama di gudang atau lemari.
- Gangguan karena debu termasuk reaksi cepat biasanya tidak berlangsung lama, begitu paparan debu tersebut hilang maka dalam beberapa saat keluhan tersebut akan menghilang. Bila gangguan tersebut berlangsung lama bisa dipastikan adalah reaksi lambat, keadaan seperti inilah tampaknya alergi makanan seringkali dapat dicurigai.
END POINT - Perbedaan diagnosis alergi dan infeksi tersebut seringkali wajar terjadi. Karena meskipun tampaknya mudah, tetapi faktanya sebagian besar pasien bahkan sebagian dokter sulit membedakan antara alergi dan infeksi. Karena, gejala keduanya amat mirip dan terjadi pada penderita yang sama yaitu penderita alergi dengan lebih mudah terjadi infeksi berulang.
- Kesulitan ini semakin bertambah, karena tidak semua infeksi harus menimbulkan demam atau peningkatan suhu tubuh.
- Kesulitan lain juga terjadi karena infeksi ternyata dapat memicu timbulnya gejala alergi seperti asma, urtikaria (biduran) atau penyakit alergi lainnya bila sebelum mengalami infeksi penderita sering mengalami gejala alergi yang tidak terkendali.